#SAKILEHINFO

Mengapa Orang Minang Tidak Membuat Cluster Pemukiman Minang Seperti Suku Lainnya?

Merantau dalam tradisi Minangkabau merupakan sebuah tradisi keharusan, khususnya kepada para pemuda jika ia ingin dipandang dewasa dan mandiri dalam masyarakat.

Namun mengapa para perantau Minang tidak mengelompok dan membuat cluster pemukiman yang hanya berisi orang Minang seperti suku lain?

Ada pepatah Minangkabau: “Dima bumi dipijak di situ langik dijunjuang” (Dimana bumi dipijak disitu langit dijunjung) “Tibo di kandang kabau manguak, di kandang kambiang mangembek, di kandang bantiang malanguah” (Datang di kandang kerbau menguak, di kandang kambing mengembek, di kandang sapi melenguh)

Kedua pepatah tersebut menunjukkan bahwa seseorang haruslah berperilaku sesuai norma-norma yang berlaku di manapun keberadaannya. Hal inilah menyebabkan orang Minang lebih sering berbaur dengan pemukiman di tempat mereka merantau agar bisa beradaptasi dengan adat dan budaya di daerah perantauan dan lebih dekat dengan masyarakat setempat.

Sebaliknya dengan membentuk permukiman khusus (mengelompok) malah membuat orang Minang seakan berjarak dengan orang asli setempat. Orang minang memang jarang membuat perkampungan sendiri. Tapi orang minang kebanyakan berkumpul dalam ikatan organisasi minang.