Pariaman adalah sebuah kota yang terletak di pesisir barat Sumatera Barat, Indonesia. Asal usul nama “Pariaman” sering dikaitkan dengan bahasa Minangkabau, yang berarti “daerah yang aman”. Namun, sejarah panjang Pariaman sebagai kota pelabuhan penting menunjukkan bahwa kota ini memiliki peran sentral dalam perdagangan dan budaya sejak zaman dahulu.
Menurut legenda, Pariaman adalah salah satu tempat pertama yang dihuni oleh orang Minangkabau ketika mereka bermigrasi dari pegunungan ke pesisir. Kota ini berkembang menjadi pelabuhan yang ramai pada masa Kerajaan Pagaruyung, di mana hasil bumi dari pedalaman Sumatera seperti lada, emas, dan rempah-rempah diekspor ke berbagai penjuru dunia melalui pelabuhan Pariaman.
Pariaman juga dikenal sebagai pusat penyebaran Islam di Sumatera Barat. Ulama-ulama besar dari Timur Tengah pernah singgah di Pariaman dan menyebarkan ajaran Islam, yang kemudian diterima dengan baik oleh penduduk setempat.
Selama masa penjajahan Belanda, Pariaman menjadi salah satu titik penting dalam jaringan perdagangan kolonial. Belanda membangun infrastruktur dan menetapkan kebijakan yang menjadikan Pariaman sebagai pelabuhan ekspor strategis. Meskipun begitu, kota ini juga menjadi basis perlawanan terhadap penjajah, dengan banyak penduduk yang terlibat dalam pergerakan kemerdekaan.
Saat ini, Pariaman dikenal sebagai kota budaya dan wisata yang mempertahankan tradisi-tradisi Minangkabau, seperti Tabuik, sebuah festival tahunan yang menarik banyak wisatawan. Dengan pantai yang indah dan sejarah yang kaya, Pariaman tetap menjadi salah satu kota penting di Sumatera Barat yang memadukan warisan budaya dengan perkembangan modern.