Menteri Koordinator Bidang Pemberdayaan Masyarakat, Muhaimin Iskandar (Cak Imin), menyatakan bahwa wacana mengenai libur sekolah selama bulan Ramadan tidak perlu dilakukan.
Cak Imin berpendapat bahwa konsep libur selama 45 hari itu belum jelas dan belum dibahas secara matang.
Menurutnya, puasa Ramadan tidak seharusnya mengganggu kegiatan sehari-hari, dan tidak perlu ada perbedaan perlakuan antara hari biasa dengan saat berpuasa.
“Saya rasa tidak perlu, karena konsep libur Ramadan ini masih belum jelas. Puasa tetap bisa dijalani tanpa harus menghentikan aktivitas lainnya,” ujar Cak Imin saat ditemui di Gedung Konvensi TMPN Kalibata, Jakarta Selatan.
Lebih lanjut, Cak Imin menilai bahwa libur sekolah yang terlalu panjang bukanlah solusi yang tepat, karena puasa tidak seharusnya membedakan rutinitas sehari-hari.
“Puasa itu sudah menjadi kebiasaan sehari-hari, jadi tidak perlu dibedakan. Bagi yang kuat, bisa tetap beraktivitas seperti biasa,” jelasnya.
Sementara itu, Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah, Abdul Mu’ti, juga menambahkan bahwa rencana libur sekolah selama satu bulan pada Ramadan 2025 masih sebatas wacana dan belum menjadi pembahasan resmi.
Menurutnya, keputusan tersebut harus melibatkan koordinasi lintas kementerian. “Keputusan terkait libur sekolah harus melalui kesepakatan bersama antar kementerian, karena ini menyangkut kebijakan libur nasional,” kata Abdul Mu’ti di Kantor Kemendikdasmen, Tanah Abang, Jakarta Pusat.