#SAKILEHINFO
Berita  

Heboh Rencana Diadakannya Pertandingan Tinju di salah Satu Kafe di Kota Payakumbuh, Ini Tanggapan MUI Payakumbuh

Belakangan sedang viral disosial media, tentang adanya rencana pertangingan tinju disalah satu kafe dikota Payakumbuh.

MUI kota Payakumbuh merespon cepat rencana kegiatan tersebut dengan mengeluarkan pernyataan resmi.

MUI Kota Payakumbuh menyatakan MENOLAK diselenggarakannya kegiatan Tinju yang akan diselenggarakan tersebut.


Karena dipandang tidak sejalan dengan ajaran agama dan norma Adat yang jauh dari “alua jo patuik”.

Disamping itu, kegiatan tersebut menjadi media untuk mempromosikan gaya hidup hedonisme, kekerasan, dan transaksi perjudian/ taruhan yang dikhawatirkan akan merusak moral generasi muda dan tatanan sosial.

1. Pertandingan tinju bagi perempuan dan menjadikannya sebagai materi tontonan serta bahan komersialisasi adalah bentuk esploitasi bagi perempuan. Hal ini juga dinilai menjatuhkan marwah bundo kanduang yang sangat di jaga di Ranah Minang.

2. MUI Kota Payakumbuh menghimbau kepada pihak penyelenggara untuk membatalkan kegiatan tersebut serta tidak mengulanginya di masa yang akan datang.

3. MUI Kota Payakumbuh mengajak para alim ulama, niniak mamak, cadiak pandai, bundo kanduang. para tokoh masyarakat untuk bisa lebih kritis terhadap konten hiburan yang akan dikonsumsi masyarakat dan memikirkan mudharatnya, terutama bagi generasi muda.

Dengan adanya rencana acara pertandingan tinju tersebut, menjadi pro kontra ditengah-tengah masyarakat. Seperti komentar salah satu akun @rendy_ishd dipostingan ig @pdg24jam “untuk poin nomor 1 apa bedanya dengan beladiri lainnya yang kelas putri ? Sama-sama bakuhantam dan sama-sama dipertontonkan. Kalau pikiran kayak gini kapan majunya, hal-hal yang jelas bertolak belakang dengan agama gak ditindak keras, tapi olah raga kayak gini malah dimasalahin”.

Sebelumnya beredar dimedia sosial video tetang rencana kegiatan pertandingan tersebut dengan durasi ±25 detik. Dalam video tampak para peserta kegiatan tersebut saling tantang.