Selain dikenal dengan adat dan kulinernya, Minangkabau juga memiliki berbagai olahraga tradisional yang menjadi bagian penting dari warisan budaya mereka. Olahraga ini tidak hanya berfungsi sebagai hiburan, tetapi juga sebagai sarana untuk memperkuat fisik, mengasah keterampilan, dan mempererat persaudaraan di antara masyarakat.
Salah satu olahraga tradisional yang terkenal adalah pacu jawi, atau balap sapi, yang berasal dari daerah Tanah Datar. Pacu jawi adalah kompetisi balap sapi di sawah berlumpur, di mana para joki mengendalikan sepasang sapi sambil berdiri di atas bajak. Olahraga ini biasanya digelar setelah masa panen sebagai bentuk syukur atas hasil panen yang melimpah. Selain itu, pacu jawi juga menjadi ajang unjuk kemampuan joki dalam mengendalikan sapi dan menunjukkan kecepatan serta kekompakan antara sapi dan joki.
Selain pacu jawi, Minangkabau juga memiliki olahraga bela diri yang sangat khas, yaitu silek (silat). Silek Minangkabau tidak hanya mengajarkan teknik bertarung, tetapi juga nilai-nilai kehidupan seperti disiplin, keberanian, dan penghormatan terhadap lawan. Seni bela diri ini sering dipraktikkan dalam berbagai acara adat dan sering kali menjadi bagian dari pertunjukan budaya Minangkabau.
Kemudian, ada juga galah, olahraga yang mirip dengan permainan lompat tali, di mana para pemain harus melompati galah yang semakin tinggi. Olahraga ini menguji kelincahan, ketepatan, dan keberanian para pemain, serta sering menjadi hiburan di acara-acara tradisional.
Olahraga tradisional Minangkabau mencerminkan kekayaan budaya dan semangat gotong royong masyarakatnya. Dengan tetap melestarikan olahraga ini, generasi muda Minangkabau diharapkan tidak hanya menjaga tradisi, tetapi juga terus menghidupkan nilai-nilai luhur yang terkandung di dalamnya.